MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS AIR UDANG VANNAMEI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Air yang jernih bukan berarti air yang baik bagi ikan, karena jernih bukan satu-satunya sarat air berkualitas bagi ikan. Sering dijumpai ikan hidup dan berkembang dengan “subur” justru pada air yang bagi manusia menimbulkan kesan jorok. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya.
            Secara umum suhu pada perairan, suhu di ekosistem perairan tawar mudah berubah. Perubahan suhu baik musiman dan harian terjadi pada bagian permukaan dari perairan, sementara bagian dalam biasanya akan lebih konstan. Suhu rata-rata perairan bisa mengalami kenaikan disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti pemukiman, industri dan area pertanian. Suhu secara fisika dinyatakan dalam satuan 0C, suhu berperan penting bagi kehidupan dan perkembangan biota laut, peningkatan suhu dapat menurun kadar oksigen terlarut sehingga mempengaruhi metabolisme seperti laju pernafasan dan konsumsi oksigen serta meningkatnya konsentrasi karbon dioksida. Suhu perairan hasil penelitian ini berkisar 29,26 – 29,38 oC.

1.2  Tujuan
Ø  Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air
Ø  Mengetahui mekanisme budidaya udang vaname
BAB II
ISI
Dalam budidaya udang vaname intensif, kontrol kualitas air sangat mutlak perlu dilakukan, karena dengan sistem intensif yang mempunyai kepadatan tinggi dan penggunakan pakan penuh, perubahan pada kualitas air dapat memicu timbulnya masalah pada udang vaname yang kita budidayakan. Artinya udang vaname sangat tergantung sekali dengan kualitas air yang baik dan kestabilannya. Mengontrol kualitas air, paling ideal dilakukan setiap hari sekali, karena banyak faktor yang memicu terjadinya perubahan kualitas air, misalnya hujan, panas yang terik sepanjang hari, masuknya material asing ke tambak dan lain-lain. 
Untuk melakukan analisa kualitas air, perlu dilakukan pengambilan air sampel yang tepat, berikut ini teknik pengambilan air sampel yang tepat untuk dilakukan analisa di laboratorium:
Sampel air untuk Analisa Kimia Air
ü  Sampel air diambil dengan botol air dengan mulut botol yang kecil agar air di permukaan tidak cepat mengisi botol, contohnya adalah botol air mineral ukuran 250 ml yang diikat dengan tongkat sepanjang 1,5 m.
ü  Sebelum pengambilan air, bilas botol pada tongkat dan botol sampel 250 ml dengan air tambak yang akan diambil sebanyak 2 kali.
ü  Pengambilan sampel dengan cara mencelupkan tongkat sampel ke dalam tambak sedalam 50 cm. Setelah sampel diambil pindahkan air sampel ke dalam botol sampel 250 ml kemudian ditutup dan secepatnya dibawa ke laboratorium untuk dianalisa.
ü  Pengambilan sampel harus selalu dibilas dengan air sampel yang akan diambil airnya.

Sampel untuk Analisa Plankton
ü  Persiapkan peralatan pengambilan sampel plankton yaitu plankton net, botol sampel plankton dan botol pengambilan sampel 5 l.
ü   Cara pengambilan dilakukan dengan memasukkan botol sampel plankton 5 l ke dalam tambak sedalam 50 cm, setelah penuh ditarik dan dimasukkan ke dalam plankton net.
ü  Setelah selesai menuangkan air sampel, bilas kain/jaring dengan destiled water secukupnya ke arah dalam. Buka penampang plankton, tutup dan beri label.
ü  Teteskan 3 tetes formalin 4% dan sampel siap untuk dianalisa. Apabila sampel belum akan dianalisa, masukkan ke dalam lemari pendingin.
ü  Apabila kecerahan air kurang dari 40 cm, sampel dapat dilakukan tanpa menggunakan plankton net.

Sampel untuk Uji Mikrobiologi
ü  Persiapkan botol sampel mikrobiologi (yang telah disterilkan) pada saat akan mengambil sampel.
ü   Pada saat akan melakukan sampling, tutup botol sampel dibuka sedekat mungkin dengan permukaan air, hindari kemungkinan terjadinya kontaminasi.
ü  Isi botol sampel dengan air tambak (jangan sampai penuh) setelah itu botol sampel harus segera ditutup dan diberi label.
ü  Sampel dimasukkan ke lemari pendingin pada saat sampai di laboratorium apabila belum dapat langsung dianalisa.
Sampel Udang Vaname untuk Shrimp Health Monitoring.
ü  Persiapkan botol sampel 1 liter. dengan cara mengangkat dan mengambil beberapa ekor (5 ekor) udang vaname untuk dianalisa.
ü  Metode pengumpulan sampel ada dua macam, yaitu sampling populasi (rutin) untuk mengetahui kondisi udang secara keseluruhan,  pengambilan sampel udang dilakukan menggunakan jala atau anco.
ü  Sampling kedua adalah sampling penyakit, khusus digunakan untuk menganalisa penyakit udang apabila diketahui ada gejala udang sakit, misalnya udang lemah, mengambang, merayap di dinding tambak, kulit kusam, nekrosis (hilangnya alat tubuh udang), banyak organisme yang menempel, usus kosong, kotoran putih, bintik pada kulit udang, dan kenampakan abnormal lainnya.
ü  Isi botol sampel dengan air secukupnya sekitar 800 ml.
ü  Sampel dibawa ke laboratorium secepatnya untuk diberi aerasi dengan aerator, sekarang sampel siap untuk dianalisa.

Secara kimiawi, kualitas air untuk budidaya udang vaname ditentukan oleh:
Ø  Salinitas,yaitu jumlah total garam terlarut yang terukur dalam sampel air dalam satuan ppt (part per thausand). Salinitas yang baik untuk budidaya udang Vaname  adalah 15-22 ppt. 
Ø  DO (Dissolved Oxygen), yaitu jumlah oksigen yang terikat dengan partikel air. Udang Vaname memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi  untuk beraktivitas, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain.. Besarnya DO optimal untuk budidaya adalah 4 – 7,5  ppm. DO dihasilkan dari aktivitas fotosintesa phytoplankton pada siang hari dan dari penggunaan kincir air.
Ø  Derajat Keasaman (pH) yaitu tingkat keasaman air yang dinyatakan dalam pH air. Besarnya pH air yang optimal untuk kehidupan udang adalah 6,5 – 8 (netral), karena pada kisaran tersebut menunjukkan imbangan yang optimal antara oksigen dan karbondioksida serta berbagai mikrooranisme yang merugikan sulit berkembang.  
Ø  Alkalinitas, yaitu kapasitas air untuk menetralkan setiap penambahan asam tanpa menurunkan pH, alkalinitas merupakan buffer (penahan) terhadap pengaruh pengasaman.

Secara Fisik, Kualitas air untuk budidaya udang vaname ditentukan oleh:
Ø  Kecerahan (transparansi) air, kecerahan pada hakekatnya menunjukkan populasi plankton dan kandungan material terlarut dalam air. Kecerahan diukur dengan secci disc, yaitu alat berupa stik yang ujungnya ada piringan dicat hitam dan putih, kecerahan ditentukan jika batas antara hitam dan putih pada piringan tersebut mulai tidak jelas. 
Ø  Suhu, Suhu air juga sangat penting bagi kehidupan ikan atau udang karena suhu air sangat berpengaruh terhadap kehidupan jasad renik (mikroorganisme), sehingga dapat mempengaruhi kehidupan ikan dan udang. Suhu ideal untuk budidaya adalah 25 – 310 C ;     
Ø  Kedalaman air. untuk kolam budidaya, kedalaman air yang ideal yaitu 70 – 120 cm. Air yang terlalu dangkal menyebabkan perubahan suhu terlalu besar. Jika air terlalu dalam mengakibatkan perbedaan suhu yang mencolok 
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Jika berhasil menciptakan kualitas air yang baik dan bisa mempertahankannya selama proses Budidaya Udang Vaname, maka peluang untuk berhasil sangat tinggi.
2. Dengan melakukan kontrol yang ketat terhadap air dan udang bisa segera dilakukan tindakan apabila terjadi gejala abnormal pada udang vaname yang kita budidayakan.
3. Kontrol kualitas air sangat mutlak perlu dilakukan, karena perubahan pada kualitas air dapat memicu timbulnya masalah pada udang vaname yang kita budidayakan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI ORGANISME AKUATIK

HYMNE KKN KEBANGSAAN

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN LELE SANGKURIANG