MANAJEMEN BROODSTOCK IKAN MAS
MAKALAH
MANAJEMEN PRODUKSI BENIH IKAN
IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Disusun Oleh:
Isra Safriani
1311102010042
Dosen Pembimbing:
Iko Imelda, S.Pi M.Si

JURUSAN
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia secara
umum terdiri dari 70% lautan/perairan,
Namun hingga saat ini Indonesia masih belum bisa menjadi negara penopang kebutuhan ikan di
dunia. Untuk saat ini Indonesia termasuk tiga besar dalam memproduksi
ikan setelah China dan Peru, walau perbedaan angkanya masih sangat
jauh. China memproduksi sekitar 14,8 juta ton sementara Indonesia hanya 5 juta
ton. Namun sekalipun merupakan tiga besar dalam produksi ikan, Indonesia tidak
termasuk dalam lima besar pengekspor ikan, bahkan kalah dibanding dengan
Vietnam dan Thailand. Nilai ekspor ikan Indonesia “hanya” sekitar US $
2,9 juta.
Budidaya
ikan saat ini menyumbang sekitar 30% dari total produksi ikan dunia dan
negara-negara Asia mendominasi sekitar 87% produksi ikan budidaya dunia. China
sejauh ini memimpin produksi ikan hasil budidaya dengan menyumbang sekitar 60%
produk budidaya ikan dunia. Kemudian diikuti oleh India 9%, Jepang (4%) dan
Indonesia diurutan keempat dengan menyumbang sekitar 4% produksi perikanan budidaya
ikan dunia (FAO, 1997).
Ikan mas adalah salah
satu jenis ikan bernilai ekonomis penting. Ikan ini telah memasyarakat dan
tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, Sumatra
Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, ikan mas telah menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat setempat. Kini di Indonesia ikan mas menduduki produksi
terbesar untuk jenis ikan budidaya air tawar. Bahkan, pada tahun 1987 – 1988
ikan mas telah dicoba diekspor. Namun sayangnya, ekspor ikan tersebut hanya
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat. Hal tersebut dikarenakan mutu dan
kontinuitas produksi belum memenuhi permintaan negara pengimpor.
Untuk meningkatkan
produksi ikan tentu memerlukan benih
bermutu yang dihasilkan dari manajemen
induk yang baik dan benar. Dalam makalah ini akan membahas manajemen
broodstock ikan mas dengan menggabungkan beberapa referensi untuk menghasilkan
benih ikan mas bermutu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi budidaya ikan mas di Indonesia?
2. Bagaimana manajemen broodstock ikan mas yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai potensi budidaya ikan mas di
Indonesia
2. Memberikan informasi mengenai manajemen broodstock ikan mas
yang baik dan benar
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
cara menghasilkan benih ikan mas bermutu melalui manajemen induk yang
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kegiatan praktikum.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1
Seleksi Induk
Perbandingan induk yang
digunakan dalam pemijahan ikan mas yaitu 1:1 dengan ukuran yang sama. Karena
induk betina lebih besar ukurannya dari pada ikan jantan maka pemijahan
dilakukan dengan perbandingan betina dan jantan 1:2. Ciri-ciri induk jantan dan
induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah betina umur antara
1,5 – 2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor. Jantan umur minimum 8 bulan
dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor. Setelah induk ikan mas telah diseleksi
selanjutnya induk dimasukkan kedalam wadah yang terpisah antara jantan dan
betina, (Zulkifli dkk, 2005)
Induk jantan dan betina
harus berasal dari strain atau keturunan yang berbeda untuk menghindari
terjadinya inbreeding yang mengakibatkan kualitas
benih rendah. Pakan untuk induk diupayakan yang dapat menghasilkan banyak
telur, terutama untuk mempercepat pematangan gonad. Pakan larva sangat penting
diperhatikan terutama saat pasca pemijahan, karena pakan merupakan faktor
terpenting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva.
Induk ikan mas yang
akan dipijahkan harus benar-benar dapat dibedakan antara jantan dan betina.
Adapun cirri-ciri induk jantan dan betina ikan mas menurut Nudiyal adliyah
dalam analisis pendapatan usaha pengolahan ikan mas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Ciri-ciri Indukan
No.
|
Jantan
|
Betina
|
1.
|
Sirip dada
relative tebal
|
Sirip dada
relative pendek, lunak dan lemah
|
2.
|
Kepala tidak
melebar
|
Kepala meruncing
|
3.
|
Tubuh lebih
tipis atau ramping dibandingkan betina pada umur yang sama.
|
Tubuh lebih
besar atau gemuk dibandingkan jantan pada umur yang sama.
|
4.
|
Gerakannya gesit
|
Gerakan lebih
lambat dan jinak
|
5.
|
Sehat dan tidak
cacat
|
Sehat dan tidak
cacat
|
Sumber. Warintek (2000)
Induk jantan dan induk betina ikan mas harus dipelihara dalam
kolam terpisah agar ikan cepat matang kelamin dan tidak terjadi perkawinan
liar. Induk yang dipelihara dengan baik akan dapat mencapai matang gonad.
Ciri-ciri induk ikan mas yang matang gonad menurut Adliyah
(2011) dalam usaha pendapatan pengolahan ikan mas dapat dilihat pada tabel 2
Tabel
2. Ciri-ciri ikan matang gonad
No.
|
Jantan
|
Betina
|
1.
|
Tubuh ramping
|
Tubuh bulat dan
lunak jika diraba
|
2.
|
Mengeluarkan
cairan putih (sperma) bila diurut dari bagian perut ke anus
|
Genital papilla
mengembang dan berwarna kemerahan
|
3.
|
|
Lubang anus
melebar dan menonjol
|
Sumber. Warintek (2000)
3.2 Teknik
Pemijahan
Berhasil
tidaknya kegiatan pemijahan tergantung pada tingkat kematangan gonad atau telur
induk, induk yang dipelihara pada kolam pemeliharaan selama 1,5 bulan biasanya
sudah mengalami pematangan gonad dan telur. Induk yang akan dipijahkan
dimasukkan kedalam kolam pemijahan. Proses pemasukan induk harus dilakukan
secara perlahan dan satu-persatu serta tidak boleh kasar. Penanganan induk yang
tidak perlahan dan tidak hati-hati akan menybabkan induk stress. Penanganan
yang kasar juga dapat menyebabkan induk betina mengeluarkan telur sebelum waktunya.
Perbandingan bobot untuk induk jantan dan induk betina yaitu 1:1 artinya setiap
berat induk betina 1 kg maka jantan juga harus 1 kg. Hal tersebut bisa terdiri
dari beberapa ekor induk jantan dan betina, (Khairuman, 2002)
Tahap
pemijahan dilakukan dengan benar maka induk akan mulai memijah menjelang tengah
malam. Sebelum terjadi proses pembuahan maka biasanya pada pukul 20.00 – 22.00
WIB induk jantan akan berkejaran dengan induk betina. Setelah berkejaran maka
menjelang tengah malam biasanya induk betina akan mengeluarkan telurnya dan
jantan akan merespon dengan mengeluarkan sperma, sedikit demi sedikit telur
yang berwarna kuning cerah akan menempel pada kakaban. Menjelang pagi hari
sekitar pukul 05:00 WIB frekuensi pengeluaran telur dan sperma oleh induk
betina dan induk jantan akan berkurang. Pada saat itu kegiatan pemijahan
sebaiknya dihentikan, hal tersebut dilakukan dengan mengambil kakaban dan
dipindahkan kedalam kolam penetasan dan diikuti dengan memindahkan induk
kedalam kolam pemeliharaan induk. Apabila induk tidak segera diambil maka baik
induk jantan maupun induk betina akan memakan telur yang sudah dikeluarkan,
karena biasanya induk yang sudah kelelahan memijah akan mulai mencari makan,
(Zulkifli dkk 2005).
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Perbandingan induk yang
digunakan dalam pemijahan ikan mas yaitu 1:1 dengan ukuran yang sama
2.
Induk jantan dan betina
harus berasal daru strain atau keturunan yang berbeda untuk menghindari
terjadinya inbreeding yang mengakibatkan kualitas
benih rendah.
3.
Induk akan mulai
memijah menjelang tengah malam
4.
Berhasil tidaknya
kegiatan pemijahan tergantung pada tingkat kematangan gonad atau telur induk
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia secara
umum terdiri dari 70% lautan/perairan,
Namun hingga saat ini Indonesia masih belum bisa menjadi negara penopang kebutuhan ikan di
dunia. Untuk saat ini Indonesia termasuk tiga besar dalam memproduksi
ikan setelah China dan Peru, walau perbedaan angkanya masih sangat
jauh. China memproduksi sekitar 14,8 juta ton sementara Indonesia hanya 5 juta
ton. Namun sekalipun merupakan tiga besar dalam produksi ikan, Indonesia tidak
termasuk dalam lima besar pengekspor ikan, bahkan kalah dibanding dengan
Vietnam dan Thailand. Nilai ekspor ikan Indonesia “hanya” sekitar US $
2,9 juta.
Budidaya
ikan saat ini menyumbang sekitar 30% dari total produksi ikan dunia dan
negara-negara Asia mendominasi sekitar 87% produksi ikan budidaya dunia. China
sejauh ini memimpin produksi ikan hasil budidaya dengan menyumbang sekitar 60%
produk budidaya ikan dunia. Kemudian diikuti oleh India 9%, Jepang (4%) dan
Indonesia diurutan keempat dengan menyumbang sekitar 4% produksi perikanan budidaya
ikan dunia (FAO, 1997).
Ikan mas adalah salah
satu jenis ikan bernilai ekonomis penting. Ikan ini telah memasyarakat dan
tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, seperti Jawa Barat, Sumatra
Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, ikan mas telah menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat setempat. Kini di Indonesia ikan mas menduduki produksi
terbesar untuk jenis ikan budidaya air tawar. Bahkan, pada tahun 1987 – 1988
ikan mas telah dicoba diekspor. Namun sayangnya, ekspor ikan tersebut hanya
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat. Hal tersebut dikarenakan mutu dan
kontinuitas produksi belum memenuhi permintaan negara pengimpor.
Untuk meningkatkan
produksi ikan tentu memerlukan benih
bermutu yang dihasilkan dari manajemen
induk yang baik dan benar. Dalam makalah ini akan membahas manajemen
broodstock ikan mas dengan menggabungkan beberapa referensi untuk menghasilkan
benih ikan mas bermutu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi budidaya ikan mas di Indonesia?
2. Bagaimana manajemen broodstock ikan mas yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai potensi budidaya ikan mas di
Indonesia
2. Memberikan informasi mengenai manajemen broodstock ikan mas
yang baik dan benar
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
cara menghasilkan benih ikan mas bermutu melalui manajemen induk yang
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kegiatan praktikum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Seleksi Induk
Perbandingan induk yang
digunakan dalam pemijahan ikan mas yaitu 1:1 dengan ukuran yang sama. Karena
induk betina lebih besar ukurannya dari pada ikan jantan maka pemijahan
dilakukan dengan perbandingan betina dan jantan 1:2. Ciri-ciri induk jantan dan
induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah betina umur antara
1,5 – 2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor. Jantan umur minimum 8 bulan
dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor. Setelah induk ikan mas telah diseleksi
selanjutnya induk dimasukkan kedalam wadah yang terpisah antara jantan dan
betina, (Zulkifli dkk, 2005)
Induk jantan dan betina
harus berasal dari strain atau keturunan yang berbeda untuk menghindari
terjadinya inbreeding yang mengakibatkan kualitas
benih rendah. Pakan untuk induk diupayakan yang dapat menghasilkan banyak
telur, terutama untuk mempercepat pematangan gonad. Pakan larva sangat penting
diperhatikan terutama saat pasca pemijahan, karena pakan merupakan faktor
terpenting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva.
Induk ikan mas yang
akan dipijahkan harus benar-benar dapat dibedakan antara jantan dan betina.
Adapun cirri-ciri induk jantan dan betina ikan mas menurut Nudiyal adliyah
dalam analisis pendapatan usaha pengolahan ikan mas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
1. Ciri-ciri Indukan
No.
|
Jantan
|
Betina
|
1.
|
Sirip dada
relative tebal
|
Sirip dada
relative pendek, lunak dan lemah
|
2.
|
Kepala tidak
melebar
|
Kepala meruncing
|
3.
|
Tubuh lebih
tipis atau ramping dibandingkan betina pada umur yang sama.
|
Tubuh lebih
besar atau gemuk dibandingkan jantan pada umur yang sama.
|
4.
|
Gerakannya gesit
|
Gerakan lebih
lambat dan jinak
|
5.
|
Sehat dan tidak
cacat
|
Sehat dan tidak
cacat
|
Sumber. Warintek (2000)
Induk jantan dan induk betina ikan mas harus dipelihara dalam
kolam terpisah agar ikan cepat matang kelamin dan tidak terjadi perkawinan
liar. Induk yang dipelihara dengan baik akan dapat mencapai matang gonad.
Ciri-ciri induk ikan mas yang matang gonad menurut Adliyah
(2011) dalam usaha pendapatan pengolahan ikan mas dapat dilihat pada tabel 2
Tabel
2. Ciri-ciri ikan matang gonad
No.
|
Jantan
|
Betina
|
1.
|
Tubuh ramping
|
Tubuh bulat dan
lunak jika diraba
|
2.
|
Mengeluarkan
cairan putih (sperma) bila diurut dari bagian perut ke anus
|
Genital papilla
mengembang dan berwarna kemerahan
|
3.
|
|
Lubang anus
melebar dan menonjol
|
Sumber. Warintek (2000)
2.2 Teknik
Pemijahan
Berhasil
tidaknya kegiatan pemijahan tergantung pada tingkat kematangan gonad atau telur
induk, induk yang dipelihara pada kolam pemeliharaan selama 1,5 bulan biasanya
sudah mengalami pematangan gonad dan telur. Induk yang akan dipijahkan
dimasukkan kedalam kolam pemijahan. Proses pemasukan induk harus dilakukan
secara perlahan dan satu-persatu serta tidak boleh kasar. Penanganan induk yang
tidak perlahan dan tidak hati-hati akan menybabkan induk stress. Penanganan
yang kasar juga dapat menyebabkan induk betina mengeluarkan telur sebelum waktunya.
Perbandingan bobot untuk induk jantan dan induk betina yaitu 1:1 artinya setiap
berat induk betina 1 kg maka jantan juga harus 1 kg. Hal tersebut bisa terdiri
dari beberapa ekor induk jantan dan betina, (Khairuman, 2002)
Tahap
pemijahan dilakukan dengan benar maka induk akan mulai memijah menjelang tengah
malam. Sebelum terjadi proses pembuahan maka biasanya pada pukul 20.00 – 22.00
WIB induk jantan akan berkejaran dengan induk betina. Setelah berkejaran maka
menjelang tengah malam biasanya induk betina akan mengeluarkan telurnya dan
jantan akan merespon dengan mengeluarkan sperma, sedikit demi sedikit telur
yang berwarna kuning cerah akan menempel pada kakaban. Menjelang pagi hari
sekitar pukul 05:00 WIB frekuensi pengeluaran telur dan sperma oleh induk
betina dan induk jantan akan berkurang. Pada saat itu kegiatan pemijahan
sebaiknya dihentikan, hal tersebut dilakukan dengan mengambil kakaban dan
dipindahkan kedalam kolam penetasan dan diikuti dengan memindahkan induk
kedalam kolam pemeliharaan induk. Apabila induk tidak segera diambil maka baik
induk jantan maupun induk betina akan memakan telur yang sudah dikeluarkan,
karena biasanya induk yang sudah kelelahan memijah akan mulai mencari makan,
(Zulkifli dkk 2005).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Perbandingan induk yang
digunakan dalam pemijahan ikan mas yaitu 1:1 dengan ukuran yang sama
2.
Induk jantan dan betina
harus berasal daru strain atau keturunan yang berbeda untuk menghindari
terjadinya inbreeding yang mengakibatkan kualitas
benih rendah.
3.
Induk akan mulai
memijah menjelang tengah malam
4.
Berhasil tidaknya
kegiatan pemijahan tergantung pada tingkat kematangan gonad atau telur induk
Siiip. Terima kasih
BalasHapuswww.adisucipto.com